Senin, 27 Juli 2020

Rangkuman Materi Tentang DNA

DNA

            DNA merupakan kepanjangan dari Deoxyribonucleic Acid (Asam deoksiribo nukleat) yang pertama kali ditemukan pada tahun 1869 oleh Friedrich Miescher. DNA merupakan bahan penyusun kromosom dalam inti sel. Selain itu, DNA juga terdapat mitokondria, sentriol, kloroplas, dan plastida. Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, saya akan memaparkan beberapa point yang akan kita pelajari pada bab ini. Berikut Perinciannya

  1. ·         Pengertian DNA?
  2. ·         Bagaimana Struktur DNA?
  3. ·         Bagaimana Mekanisme Replikasi DNA?

A. Pengetian DNA

            DNA (Deoxyribonucleic Acid) merupakan  substansi genetik yang berfungsi  sebagai pembawa informasi genetik dari generasi ke generasi. DNA merupakan penyusun gen yang terdapat dalam kromosom. Kromosom terdapat didalam inti sel. Adapun sifat-sifat dari DNA yaitu kekal, dapat bereplikasi, dapat diawariskan, memiliki pola urutan nukleutida yang berbeda tiap individu, kode genetiknya mampu diterjemahkan menjadi asam-asam amino penyusun protein.

B. Struktur DNA

            Struktur DNA terdiri atas nukleotida- nukleotida yang membentuk struktur heliks ganda atau yang sering disebut dengan  double heliks yang  bentuknya menyerupai tangga yang terpilin. Satu nukleotida terdiri atas 1 gula pentosa deoksiribosa, 1 gugus fosfat (PO4-), serta 1 basa nitrogen. Basa nitrogen terbagi atas dua jenis yaitu purin dan pirimidin. Basa Purin yaitu guanin (G) dan adenin (A) sedangkan basa pirimidin yaitu timin (T) dan C (Cytosisn).  Gula dan fosfat akan membentuk ikatan yang nantinya akan menjadi ibu tangga sedangkan basa nitrogen yang akan jadi anak tangganya. Basa nitrogen sendiri memiliki pasangannya masing-masing yaitu guanin (G) dan C (Cytosin) serta adenin (A) dan timin (T). Ikatan hidrogen  guanin (G) dan C (Cytosin) terdiri atas 3 buah sedangkan adenin (A) dan timin (T) terdiri atas 2 buah. Hal inilah yang membuat ikatan guanin (G) dan C (Cytosin) lebih kuat.

C. Replikasi DNA

            Replikasi DNA merupakan proses penggandaan DNA dengan tujuan untuk membuat sel anakan memiliki DNA yang sama dengan induknya. Adapun beberapa teori model replikasi DNA yaitu

1. Model Dispersif: DNA baru masing-masing mengandung molekul DNA lama dan baru secara berselang-seling pada kedua untaian.

2. Model Konservatif: DNA baru tidak mengandung polinukleotida lama

3. Model Semikonservatif: DNA baru masing-masing mengandung satu untai polinukletida lama dan satu untai polinukleotida baru

      Dari semua teori model replikasi DNA, model semikonservatif lah yang paling diyakini kebenarannya. Hal ini sesuai dengan penelitian Matthew Meselson dan Franklin Stahl yang melakukan percobaan pada Escherichia coli yang ternyata menghasilkan DNA ringan dan DNA hibrid.

            Adapun Proses Replikasi DNA yaitu:

1.      Terbukanya heliks DNA oleh enzim helikase

2.     Setelah heliks DNA terpisah, terjadi pengikatan nukleotida RNA bebas untuk dipasangkan pada untaian 5`-3` (bagian atas) oleh enzim primase. Kemudian terbentuklah leading strand dengan cara mengikat nuklotida DNA bebas oleh enzim polimerase. Sedangkan pada untaian 3`5` (bagian bawah) enzim primase mengikat RNA bebas secara berselang-seling. Tiap celahnya diisi oleh DNA dengan bantuan enzim polimerase. Bagian tersebut dinamakan fragmen okazaki.

3.      Kemudian pada untaian 3`5` (bagian bawah) RNA dilepas dengan bantuan enzim eksonuklease.   Setelah itu enzim polimerase datang lagi untuk mengisi sisa tempat RNA menjadi DNA.

4.      Terakhir, enzim ligase datang untuk menyegel dua untaian baru yang terbentuk. Hasil akhirnya       tercipta DNA baru dari DNA lama yang dilepas kedua untaiannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar